Minggu, 02 November 2008

Menanti Sentuhan “Tangan Tuhan”

Diego Armando Maradona, nama itu begitu dipuja-puja di Argentina. Aksi fenomenalnya mengantarkan tim nasional Argentina menjadi juara Piala Dunia 1986 di Mexico tidak saja melambungkan namanya menjadi salah satu pemain termahal saat itu, saat ditransfer dari Barcelona, Spanyol, menuju Napoli, Italia. Kepahlawanannya pun menyihir namanya menjadi dewa baru di negaranya, hingga konon ada sebuah gereja yang memajang “Sang Diego” sebagai pimpinan tertinggi, lengkap dengan ritus penyembahan terhadap kostum nomer sepuluh yang biasa dikenakannya.

Tak hanya di timnas, penampilan Maradona juga moncer di Napoli, hingga membawa klub dari kota miskin di Selatan Italia itu menjuarai Seri A dan gelar-gelar bergengsi di level Eropa. Demikianlah ia terus disanjung, meski kemudian pindah klub ke Sevilla, Newell’s Old Boys (Spanyol) dan gantung sepatu di klub kebanggan negaranya, Boca Juniors. Setelah mendapat kartu merah pada Piala Dunia 1982 di laga melawan Brazil, Maradona membawa Argentina kampiun pada Piala Dunia empat tahun berikutnya, termasuk dengan heboh aksi “tangan Tuhan” di perempatfinal World Cup Mexico itu.

Empat tahun berselang, ia kembali membawa Argentina ke final di Italia, walau akhirnya kandas melawan Jerman di partai puncak. Empat tahun kemudian di Piala Dunia 1994, dalam usia 34 tahun, Maradona masih tampil dalam perhelatan di Mexico itu. Meski gagal mendapat hasil mengesankan, Piala Dunia 1994 pun dicicipinya, dengan membawa oleh-oleh tersingkir karena alasan terlibat skandal dopping

Kini, Maradona kembali masuk timnas. Setelah pada event-event penting sebelum ini, Piala Dunia Jerman dan Olimpiade Beijing, Diego datang sebagai supporter, kali ini pemain terbaik dunia Abad XX itu ditunjuk menjadi pelatih utama. Tugas utama Diego adalah menyihir tim Tango, dari keterpurukan di era Alfio Basile, menjadi kekuatan menakjubkan di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan.

Maradona yang baru merayakan hari ultannya ke-48 berujar, "Tim nasional Argentina seperti sebuah Roll Royce yang tertutup debu, dekil, dan perlu dibersihkan." Maklum, di tim putih bergaris biru langit itu ada banyak nama beken, namun penampilan mereka sangat tidak meyakinkan. Ada nama Javier Mascherano, Lionel Messi, dan Sergio Aguero, namun Dari delapan laga yang mereka lakoni tahun ini, mereka baru sekali menang.
Argentina kini berada di peringkat ketiga klasemen kualifikasi Piala Dunia 2010 zona Amerika Selatan. Setelah kalah oleh Cile, yang membuat pelatih Alfio Basile mundur, Argentina baru mengumpulkan nilai 16, enam angka di belakang pimpinan klasemen Paraguay dan satu angka di belakang Brasil.

Meski banyak yang ragu dengan kemampuan Maradona karena minimnya pengalaman sebagai pelatih, dia mendapat dukungan banyak pihak. Selain Carlos Bilardo, pelatih Maradona pada Piala Dunia 1986, ia akan dibantu dua mantan rekannya Sergio Batista dan Jose Luis Brown.

Apakah sang “tangan Tuhan yang baru memiliki dua CV sebagai pelatih amatiran di klub Deportivo Mandayu dan Racing Club ini benar-benar akan melambungkan tim nasional negaranya? Mari nantikan partai debutnya melawan Skotlandia di Glasgow, 19 November mendatang.