Selasa, 22 Juni 2010

Uruguay dan Perancis mewakili Grup A, Argentina dan Nigeria dari Grup B?

Jojo Raharjo

Selasa malam dan Rabu dinihari, kita bakal disuguhi empat pertandingan fase Grup Piala Dunia, masing-masing dua laga Grup A : Prancis vs Afrika Selatan dan Uruguay vs Mexico (21.00 WIB). Serta Yunani vs Argentina dan Nigeria vs Korsel (01.30 WIB Rabu dinihari). Sebagai penentuan dua tim yang lolos dari tiap grup, maka dua laga terakhir harus digelar bersamaan.

Di Grup A, empat tim masih berpeluang lolos, meski dua tim kini memiliki nilai 4 (Uruguay dan Mexico) sementara Perancis dan Afsel baru punya sebiji poin. Tapi, konstelasi itu bisa berubah kalau Perancis atau Afsel tiba-tiba bangkit dari deretan tragedi buruk yang mencekam mereka di dua pertandingan awal.

Perancis memang dipertanyakan banyak pihak, karena penampilannya begitu korat-karit terutama saat dihajar Mexico 0-2, terlepas satu gol Mexico berbau offside dan satu lagi berupa penalti. Kondisi psikis Mexico kian buruk setelah Nicolas Anelka dipulangkan karena bertengkar dengan pelatih Raymond Domenech.

Bentrok antara Patrice Evra dan pelatih fisik Robert Duverne, mundurnya direktur tim merangkap direktur manajer Federasi Sepakbola Perancis Jean-Louis Valentin serta mogok latihan para pemain yang berbuah teguran Presiden Nicolas Sarcozy.

Di sisi lain, Afsel sebagai tuan rumah tak mau malu sebagai tuan rumah pertama yang gagal lolos ke babak 16 besar Piala Dunia. Tapi, kalau lawannya Perancis, sepertinya berat bagi tim Bafana-Bafana meneruskan sejarah indah para penyelenggara pesta itu.

Afsel bisa jadi membuat benua hitam tercoreng, tidak demikian dengan Nigeria. Asal bisa menghajar Korsel, maka posisi Elang Super yang kini berada di posisi buncit akan terkatrol menjadi runner-up dan bersiap menghadapi Uruguay sebagai pemuncak di Grup A.

Minggu, 20 Juni 2010

Dunga menangkan duel pelatih beda generasi?

Jojo Raharjo

Sepanjang Minggu petang sampai Senin dinihari, kita bakal disuguhi tiga pertandingan fase Grup Piala Dunia, masing-masing dua laga Grup F yakni Slowakia vs Paraguay (18.30 WIB) dan Italia vs Selandia Baru (21.00 WIB) serta satu laga Grup G yakni Brasil vs Pantai Gading (01.30 WIB Senin dinihari). Untuk “match of day” kita bicarakan saja partai ketiga, juara dunia lima kali Brasil yang berjuluk Canarinho (Little Canary), melawan tim Les Éléphants, julukan negeri pengekspor pemain bola di Afrika Barat itu.

Ini adalah partai kedua bagi kedua tim. Di laga perdana, Brasil sukses menghabisi perlawanan sengit Korea Utara 2-1, meski gol baru datang di paruh akhir babak kedua. Itupun pemecah kebuntuannya seorang pemain belakang, Maicon yang dijuluki titisan Roberto Carlos. Adapun Pantai Gading, di partai perdana puas meraih angka 1 lewat hasil kacamata melawan Brasilnya Eropa yakni Portugal.

Duel antara Brasil melawan Kelapa Gading, ee.. maaf.. Pantai Gading menjadi seru karena melibatkan gengsi antar dua pelatih berbeda generasi. Ini adalah Piala Dunia ketiga bagi Sven Goran Eriksson, pelatih Pantai Gading yang pada 2002 dan 2006 berada di bangku ofisial Inggris. Dalam dua ajang di Korsel-Jepang dan Jerman itu, Eriksson membawa David Beckham dkk sampai babak 8 besar alias perempatfinal.

Lain Eriksson lain Carlos Dunga. Inilah Piala Dunia pertama mantan kapten Brasil itu berdiri sebagai pelatih. Sebagai pemanasan, tahun lalu di negara yang sama, Dunga membawa Brasil juara Piala Konfederasi –piala dunia mini dengan peserta juara dari tiap benua.

Selama ini beredar kutukan bahwa tim mana yang sukses menjuarai Piala Konfederasi –yang dianggap sebagai pemanasan tuan rumah menggelar Piala Dunia, selalu gagal menjuarai Piala Dunia sebenarnya. Apakah mitos itu berlaku bagi Dunga, yang pada 1994 memimpin teman-temannya mengangkat Piala Dunia setelah di final menaklukkan Italia lewat adu penalti di Rose Bowl Stadium, California.

Malam nanti, apakah Carlos Dunga, 46 tahun, benar-benar kembali menunjukkan karismanya mengatasi pelatih lawan, Eriksson yang berusia 12 tahun lebih tua darinya?

Untuk tiga matches ini, saya menebak Slowakia unggul tipis atas Paraguay, Italia menang lebih dari satu gol dari Selandia Baru, dan Brazil menang meyakinkan lawan Pantai Gading.

Seandainya Australia juga menang…

Jojo Raharjo

Sepanjang Sabtu petang sampai Minggu dinihari, kita bakal disuguhi tiga pertandingan fase Grup Piala Dunia, masing-masing dua laga Grup E Belanda vs Jepang (18.30 WIB) dan Kamerun vs Denmark (01.30 WIB minggu dinihari). Serta satu game Grup D Australia vs Ghana (21.00 WIB). Bagaimana bila di Grup D tim Socceroos melawan jagoan Afrika, The Black Stars.

Seru sekali mengamati klasemen sementara Grup D. Tiga tim yang bermain sama-sama punya nilai 3. Masing-masing Jerman (sekali menang vs Aussie dan keok dari Serbia), Ghana (sekali menang vs Serbia) dan Serbia (sekali menang vs Jerman tapi kandas dari Ghana. Adapun Aussie belum dapat nilai usai dihajar Jerman 0-4 di partai perdana.

Malam nanti, tentu klasemen akan lebih seru seandainya Tim Cahill dkk mampu menang atas Ghana. Bayangkan, dalam dua pertandingan, tiga tim sama-sama meraih tiga angka. Ah, betapa serunya grup neraka ini menjelang laga terakhir pertengahan pekan depan. Karena itu, demi serunya klasemen, mari dukung tim asuhan Pim Verbeek menghajar Stephen Apphiah dan kawan-kawan. Bukan tugas mudah? Tentu saja? Tapi bukan berarti mustahil, kan?

Untuk tiga match hari ini, saya menebak Belanda menang meyakinkan atas Jepang, Aussie menang tipis vs Ghana, dan Kamerun kalah tipis dari Denmark.

Jojo Raharjo, reporter Espira di Jakarta
Foto : tim Aussie tidak bisa tidak, menang atau pulang/ foto by Google reuse

Pesta Pertama Espana

Jojo Raharjo

Sepanjang Rabu petang sampai Kamis dinihari, kita bakal disuguhi tiga pertandingan fase Grup Piala Dunia, masing-masing dua laga Grup H yakni Honduras vs Chile (18.30 WIB) dan Spanyol vs Swiss (21.00 WIB) serta satu laga Grup A yakni Afrika Selatan vs Uruguay (01.30 WIB Rabu dinihari). Untuk “match of day” kita bicarakan saja partai kedua: kandidat juara Spanyol melawan tim “Scweizer Nati”.

Spanyol alias Espana datang ke Afrika dengan kepercayaan dan harapan tinggi para penggemar bola. Status juara Eropa yang mereka sandang membuat Spanyol menyeruak menjadi unggulan baru menandingi Brasil, Jerman, dan Argentina yang selalu menempati pot tertinggi sebagai unggulan kuat peraih juara pada setiap Piala Dunia.

Bisa dimaklumi, tim “La Furia Roja” alias “Amukan Merah” –ingat kan istilah ini, karena para banteng selalu mengamuk setiap Matador Spanyol memegang kain merah- saat ini sedang berada pada masa-masa keemasan. Siapa yang meraguka Iker Casillas di belakang gawang, Carles Puyol dan Sergio Ramos di belakang, Xabi Alonso, Ces Fabregas, Andres Inesta dan Xavi Hernandes di tengah serta Fernando Torres dan David Villa di depan? Pantas saja kalau Spanyol mendadak menjadi raksasa baru sepakbola dunia.

Tapi, jalan juara masih jauh. Untuk amannya, Spanyol harus menjuarai Grup H, mengatasi Swiss, Honduras, dan Cile. Jika mereka terpeleset menjadi runner-up, bisa-bisa para pemain cemerlang besutan Vicente del Bosque ini sudah harus bertemu Brasil di babak kedua. Ini karena besar kemungkinan Brasil, yang semalam mengalahkan Korut 2-1 menjadi juara Grup G.

Untuk tiga match ini, saya menebak Cile unggul tipis atas Honduras, Spanyol menang meyakinkan lawan Swiss dan Afsel keok tipis dari Uruguay.

Jadi, ayo segera lakukan pesta pertama, Espana..

Jojo Raharjo, reporter Espira di Jakarta.
Keterangan fotoL Tim Spanyol, sukses berpesta perdana malam ini? (google labeled for reuse)

Selasa, 15 Juni 2010

Match of the day : Brazil hadapi truk gandeng di muka gawang Korut

Jojo Raharjo

Sepanjang Selasa petang sampai Rabu dinihari, kita bakal disuguhi tiga pertandingan fase Grup Piala Dunia, masing-masing satu laga Grup F yakni Selandia Baru vs Slowakia (18.30 WIB) dan dua partai Grup G masing-masing Pantai Gading vs Portugal (21.00 WIB) serta Brazil vs Koera Utara (01.30 WIB Rabu dinihari). Yang menarik, duel antara juara Piala Dunia lima kali melawan tim misterius dari Asia.


Seperti setiap penyelenggaraan Piala Dunia, Brazil selalu menjadi unggulan sebagai kandidat perebut gelar juara. Sampai sekarang tim Samba tercatat sebagai negara yang tak pernah absen sejak Piala Dunia dihelat di Uruguay 80 tahun silam. Brazil juga sukses mencatat rekor sebagai negara terbanyak yang menjuarai Piala Dunia, di tiga benua berbeda.

Tambahan lagi, mereka selalu melahirkan bintang baru setiap Piala Dunia. Mulai era Pele (1958-1970), Zico (1982-1990), Romario (1994), Ronaldo (1998-2006), Rivaldo (2002), Ronaldinho (2006) dan kini Ricardo Kaka.

Tapi, Republik Rakyat Demokratik Korea Utara bukannya tanpa pengalaman. Keikutsertaan pertama Korut pada Piala Dunia 1966 di Inggris diwarnai aksi membungkam Italia 1-0. Kali ini, skuad asuhan Kim Jong Hun datang dengan kekuatan sukar diprediksi. Mereka juga dikhawatirkan tampil dengan strategi ultra defensif alias menumpuk truk gandeng di depan kiper mereka.

Mampukah Louis Fabiano, Robinho, Elano dan Filipe Melo menembus truk gandeng itu dan memberondong serangkaian gol? Tentu dengan komando sang jenderal Ricardo Izecson dos Santos Leite alias Kaka yang akan menjadi sorotan mata parapenggila bola dunia, khususnya 192 juta rakyat Brazil yang selalu menganggap kemenangan tim nasional adalah obat bagi setiap kesulitan ekonomi mereka sehari-hari.

Untuk tiga match ini, saya menebak Slowakia unggul lebih dari 1 gol atas Selandia Baru, Pantai Gading kalah tipis dari Portugal, dan Brazil menang meyakinkan lawan Korea Utara..

Jojo Raharjo, reporter Espira di Jakarta.

Senin, 14 Juni 2010

Match of the day : Ujian ringan juara bertahan?

Jojo Raharjo

Sepanjang Senin petang sampai Selasa dinihari, kita bakal disuguhi tiga pertandingan fase Grup Piala Dunia, masing-masing dua laga Grup E yakni Belanda vs Denmark (18.30 WIB) dan Jepang vs Kamerun (21.00 WIB) serta satu game Group F mempertemukan Italia vs Paraguay (01.30 WIB Senin dinihari). Untuk “match of day” kita bicarakan saja partai ketiga yang menampilkan sang juara bertahan.

Inilah ujian perdana bagi pasukan Azzuri, juara empat tahun lalu yang kembali dibesut Marcelo Lippi. Pelatih berusia 62 tahun itu kembali diharapkan menerapkan pengalaman dan tuahnya saat membawa Italia juara di Piala Dunia Jerman 2006, setelah pada Piala Eropa 2008 Lippi sempat digusur yuniornya: Roberto Donadoni.

Turnamen kali ini menjadi kesempatan terakhir pelatih Lippi menunjukkan pengabdian kepada bangsa dan negaranya karena sepulang dari Afsel posisi pelatih Italia bakal ditempati Cesare Prandelli.

Lawan perdana Italia berasal dari wakil Amerika Latin. Menjadi pertanyaan kita bersama apakah Roque Santa Cruz dan kawan-kawan memuaskan harapan 6,3 juta rakyat Paraguay setelah pada Piala Dunia empat tahun silam langsung tersingkir di babak fase group.

Mampukah Italia lolos dari ujian perdana dengan kepala tegak dan mengikuti jejak tim unggulan lain seperti Jerman dan Argentina yang sukses mengantongi tiga poin pada laga awalnya? Mari menonton bersama pada dini hari nanti. Untuk tiga match ini, saya menebak Belanda ditahan imbang Denmark, Kamerun menang meyakinkan atas Jepang, dan Italia unggul tipis atas Paraguay.

*Jojo Raharjo, reporter Espira di Jakarta

Minggu, 13 Juni 2010

Match of the day : Australia mencari kompensasi…

Jojo Raharjo

Sepanjang Minggu petang sampai Senin dinihari, kita bakal disuguhi tiga pertandingan fase Grup Piala Dunia, masing-masing satu laga Grup C yakni Aljazair vs Slovenia (18.30 WIB) dan dua game Grup D Serbia vs Ghana (21.00 WIB) dan Jerman vs Australia (01.30 WIB Senin dinihari). Untuk “match of day” kita bicarakan saja partai ketiga: duel tim panser melawan “The Soceroos”.


Bagi lebih dari 20 juta penduduk Australia, Piala Dunia 2006 di Jerman merupakan mimpi buruk. Perjuangan keras Harry Kewell dan kawan-kawan yang tampil apik sejak pra kualifikasi dan penyisihan Grup F harus terhenti di perdelapanfinal akibat permainan licik Italia, yang kemudian menjadi juara dunia.

Tim asuhan Guus Hiddink sukses menemani Brasil lolos dari Grup F setelah membekap Jepang 3-1, keok 0-2 dari Brazil dan imbang 2-2 melawan Kroasia.

Nah, di detik-detik terakhir melawan Italia di babak 16 besar, saat skor masih 0-0, pemain Italia Fabio Grosso terjatuh setelah “bersentuhan” dengan Lucas Neill. Wasit menjatuhkan penalti dan eksekusi Fransesco Totti di menit 95 mengakhiri perjalanan Australia di Piala Dunia kedua yang mereka ikuti setelah sebelumnya pada 1974.

Kekecewaan empat tahun silam hendak dibayar Australia kali ini. Sayangnya, belum apa-apa sudah harus bertemu juara dunia tiga kali Jerman. Mampukah tim yang kembali diasuh meneer Belanda, kali ini diarsiteki Pim Verbeek, berbuat lebih baik dibandingkan empat tahun lalu? Semua ditentukan pada laga perdana. Bagaimanapun, langkah emas tahun lalu ditentukan dari kemenangan atas Jepang di pertandingan awal.

Begitu pula kali ini, apapun hasil melawan Jerman, akan sangat mempengaruhi nafas mereka selanjutnya. Untuk tiga match ini, saya menebak Aljazair kalah tipis dari Slovenia, Serbia bermain sama kuat dengan Ghana, dan Jerman menang tipis atas Australia.

*Jojo Raharjo, reporter Espira di Jakarta.

Jumat, 11 Juni 2010

Match of the day : Rooney adalah kunci...

Jojo Raharjo

Sepanjang Sabtu petang sampai Minggu dinihari, kita bakal disuguhi tiga pertandingan fase Grup Piala Dunia, masing-masing dua laga Grup B yakni Korsel vs Yunani (18.30 WIB) dan Argentina vs Nigeria (21.00 WIB) serta satu partai Grup C Inggris vs Amerika Serikat (01.30 WIB Minggu dinihari).


Untuk “match of day” kita bicarakan saja partai ketiga: duel antara tim “football” Inggris melawan tim “soccer” Amerika Serikat yang sangat menentukan karena dua tim ini dianggap sebagai kekuatan terkuat Grup C, dengan mengesampingkan Aljazair dan Slovenia .

Tim Inggris datang ke Afrika Selatan menanggung harapan berat jutaan penggila bola pendukung tim ”Tiga Singa” itu. Mereka berharap, Steven Gerrard dkk mampu mengubah mitos Inggris yang dikenal memiliki liga sepakbola paling dinamis dan terbanyak diminati warga bumi, namun melempem untuk urusan tim nasional. Sampai sekarang, Inggris baru tercatat sekali menjuarai Piala Dunia, itupun saat digelar di kandang mereka, 44 tahun silam.

Materi Inggris bisa dibilang idaman, tentu minus David Beckham dan Rio Ferdinand yang mendadak cedera. Capello masih akan memilih apakah David James atau Robert Green di bawah mistar, sementara 4 pemain belakang kemungkinan diisi Glen Johnson, John Terry, Ledley King, dan Ashley Cole.

Di tengah ada duo Gerrard dan Frank Lampard, Joe Cole dan Shaun Wight Phillips atau Aaron Lennon, dengan menduetkan Wayne Rooney dan Peter Crouch di depan. Nah, untuk urusan serang-menyerang inilah si bengal Rooney akan menjadi kunci Inggris sekaligus mimpi buruk penjaga gawang tim Abang Sam.

Tapi jangan remehkan AS. Mereka punya 5 pemain yang berpengalaman mengecap Liga Premier yakni dua kiper Brad Guzan (Aston Villa), Tim Howard (Everton), Jonathan Spector (West Ham), Clint Dempsey (Fulham) dan Landon Donovan (eks Everton).

Jadi, siapa menang kali ini? Football atau Soccer?

Saya memperkirakan Yunani akan menang tipis dari Nigeria, Argentina menang lebih dari satu gol atas Nigeria demikian pula Inggris menang lumayan meyakinkan lawan AS.

*Jojo Raharjo, reporter Espira di Jakarta.

Kamis, 10 Juni 2010

Bila pelatih asing membawa bendera negara

Jojo Raharjo

Sembilan dari 32 tim peserta Piala Dunia kali ini diarsiteki oleh pelatih asing. Ini menarik karena Piala Dunia erat kaitannya sebagai sebuah ajang untuk membumbungkan nasionalisme sebuah negara.

Tak jarang, selama even Piala Dunia yang berlangsung sebulan penuh, pertikaian politik tingkat nasional sampai perang antar kampung terhenti dulu demi mendukung tim nasional bertanding. Tapi bagaimana kalau tim nasional yang didukung ternyata dipimpin oleh pelatih asing?

Pertanyaan itu patut kita alamatkan kepada sembilan negara yang dipegang pelatih asing. Inggris, negara yang selalu mengagung-agungkan sebagai negara asal sepakbola sudah tiga Piala Dunia berturut-turut diarsiteki pelatih asing. Pada Piala Dunia 2002 dan 2006 mereka diarahkan oleh Sven Goran Eriksson dari Swedia dan kini tim ”Tiga Singa” dilatih Fabio Capello asal Italia. Adapun 8 tim lain yang dilatih coach asing yakni tuan rumah Afsel, Nigeria, Yunani, Ghana, Australia, Kamerun, Swiss dan Pantai Gading.

Dari sembilan pelatih asing itu Jerman dan Swedia patut berbangga karena menyumbangkan dua pelatih kawakan: Otto Rehhagel dan Ottmar Hitzfield masing-masing menukangi Yunani dan Swiss. Adapun Swedia, yang justru tak tampil di putaran final Piala Dunia karena tersisih di penyihan grup Eropa, patut bangga karena menempatkan dua dutanya. Lars Lagerback, pelatih timnas Swedia yang gagal mengantarkan negaranya ke putaran final, justru dipinang menangani Nigeria. Adapun Eriksson kini membesut Pantai Gading.

Selain empat pelatih dari Jerman dan Swedia, lima pelatih asing lain berasal dari Belanda (Pim Verbeek melatih Australia), Brazil (Carlos Alberto Parreira melatih Afsel), Italia (Capello melatih Inggris), Serbia (Milovan Rajevac melatih Ghana), dan Perancis (Paul Le Guen melatih Kamerun).

Mari sama-sama kita saksikan sebelum pertandingan dimulai, apakah mulut sembilan pelatih asing itu terbuka dengan benar saat menyanyikan lagu kebangsaan negara lain yang ditanganinya?


Analisa Wolrd Cup 2010 lain klik di sini.

Sabtu, 05 Juni 2010

Cara Kedutaan Belanda menyambut Piala Dunia

Jojo Raharjo

Erasmus Huis, pusat kebudayaan Belanda yang lokasinya menyatu dengan Kedutaan Besar Belanda di kawasan Kuningan, Jakarta, menggelar acara unik. Salah satunya pemutaran film bertema sepak bola. Tidak tanggung-tanggung, 14 film bertema sepakbola diputar dalam rangkaian acara itu.

Gelora Piala Dunia 2010 di Afrika mulai terasa. Pada 3-6 Juni ini, Kedutaan Besar Belanda menggelar Football Film Festival dengan menampilkan 14 film bertema sepakbola. Film-film buatan Indonesia, Inggris, maupun Belanda bergantian diputar di sana.

Sebut saja film “Mardona”, “The Other Final”, “In Oranje”, “One Night in Turin” dan “The Damned United”. Atau film bola asal Indonesia, “The Conductors”, “Romeo & Juliet”, “Garuda di Dadaku” dan “Duit, Dukun, Dingklik”.

Jum’at (4/6) lalu, “Duit, Dukun, Dingklik” sedang diputar. Film dokumenter berdurasi 22 menit produksi Rovina Mahulete ini mengisahkan cerita di balik sukses Persik Kediri menjuarai Liga Indonesia 2003. Seperti judulnya, film ini banyak bercerita tentang relasi unik antara uang, supranatural dan kekuasaan, yang dianggap memegang peran penting mengantarkan Persik menuju tangga juara.

Dalam percakapan ringan di teras gedung Kedutaan Belanda, Direktur Erasmus Huis Paul Peters menekankan, festival film ini digelar sebagai pemanasan menjelang Piala Dunia yang bergulir di Afrika Selatan mulai akhir pekan ini.

“Negara kami merupakan negara sepakbola. Banyak sekali soccer mad di Belanda. Kami juga punya banyak film-film bagus tentang sepakbola, untuk itu kami ingin membandingkannya dengan film bola dari Inggris dan Indonesia,“ kata Paul.

Acara Festival Film Sepakbola ini menjadi menarik karena Jum’at lalu juga diisi semacam resepsi yang dihadiri petinggi PSSI dan para pemain terbaik Liga Indonesia. Mereka diundang sebelum mereka memperkuat tim “Indonesian All Stars“ melawan Arema dalam laga eksebisi penutupan Liga Super di Malang, Minggu (6/6) ini.

Tampak wajah-wajah CEO PT. Liga Indonesia Djoko Driyono, Ketua Komisi Disiplin PSSI Hinca Panjaitan, pelatih Persipura Jacksen F. Tiago, dan para pemain seperti Christian Gonzales, Bambang Pamungkas, Nova Arianto, Ferry Rotinsulu, Maman Abdulrahman, Atep dan Ricardo Salampessy.

Berminat? Datang saja ke rangkaian festival ini di Kineforum, Taman Ismail Marzuki, 25-27 Juni. Beberapa film lain yang dijadwalkan akan diputar di sana adalah “The Black Meteor“, “Homeless FC“, „One Leg Kicking“ dan “Sagai United“.

Sementara di Erasmus Huis sendiri sampai 30 Juni masih digelar pameran kartun tentang sepakbola, yang pada pembukaannya Sabtu (5/6) dimeriahkan dengan launching buku “Gilanya Bola“, komik setebal 160 halaman terbitan Cendana Art Media.

Rabu, 02 Juni 2010

Mereka tak ikut ke Afrika…

Jojo Raharjo

Theo Walcott dan Ronaldinho, tidak terpilih dalam tim Piala Dunia

Peluit Piala Dunia ke -19 yang digelar di Afrika Selatan baru akan ditiup 11 Juni mendatang, tapi sesi ketegangan pertama sudah terjadi. Ya, FIFA menetapkan 1 Juni kemarin sebagai batas akhir penentuan 23 nama dari setiap tim yang akan mengikuti Piala Dunia.

Beberapa tim seperti Argentina, Spanyol, dan Jepang tidak lagi merasakan ketegangan itu karena mereka jauh-jauh hari sudah menetapkan 23 pemain terpilih, tapi tidak dengan Inggris, Italia, dan bahkan tuan rumah Afrika Selatan yang baru memilih 23 anggota pasukannya pada detik-detik akhir deadline.

Dan di sinilah drama itu terjadi. Empat tahun lalu, beberapa minggu jelang Piala Dunia di Jerman, seorang anak muda bersorak gembira. Theo James Walcott, saat itu 17 tahun, tengah sibuk menyelesaikan ujian tertulis dalam usaha mendapatkan SIM.

Penyerang muda Arsenal ini kaget bukan kepalang saat usai ujian menelpon ayahnya dan diberitahu bahwa namanya tercantum dalam skuad yang dibawa pelatih Inggris Sven Goran Eriksson dalam bagian tim ke Piala Dunia Jerman. Jadilah, Walcott tercatat sebagai pemain termuda di Inggris. “Saya benar-benar terkejut, sepertinya mata saya sampai keluar dari kepala ini.“ kata Walcott saat itu.

Walcott ikut ke Afrika, tapi tak semenitpun ia dimainkan Eriksson sampai Inggris tersingkir di babak perempatfinal lewat drama adu penalti melawan Portugal. Okelah, semua maklum, mungkin karena saat itu Walcott masih bau kencur, meski aksinya di Liga Inggris amat memesona.

Tapi, saat 1 Juni 2010 kemarin Walcott tak dibawa pelatih Inggris Fabio Capello, menjadi 1 dari 7 pemain tercoret dari daftar awal, publik Inggris kini bertanya-tanya. Mengapa pelatih asal Italia itu lebih percaya pada “balon tuwek“ macam Emile Heskey dan Jermain Defoe?

Theo Walcott menjadi salah satu bintang yang tersingkir dari Piala Dunia mendatang. Masih ada nama-nama lain yang menangis gagal berpartisipasi di ajang akbar ini, baik karena memang tak dipilih oleh pelatihnya, atau memang dilanda cedera. Javier Zanetti dan Esteban Cambiasso yang baru saja bahu-membahu membawa Inter Milan juara Liga Italia dan Liga Champions tidak diangkut pelatih Diego Maradona dalam timnya ke Afsel.

Begitu pula Franceso Totti, Alessandro del Pierro dan Antonio Cassano yang tidak diingat pelatih Italia Marcelo Lippi dan Benni McCarthy yang tidak masuk dalam daftar pelatih Afsel Carlos Alberto Parreira. Ada juga trio Brazil : Ronaldinho, Adriano, dan Pato yang tidak diajak pelatih Dunga, Ruud van Nistelrooy yang tak ikut skuad Belanda, Karim Benzema dan Samir Nasri yang tak dipandang pelatih Perancis, dan lain-lain.

Untuk list pemain yang cedera, dua pemain besar dunia, kapten Jerman Michael Ballack dan legenda Inggris David Beckham harus menyesali kaki mereka yang bermasalah saat memperkuat klub masing-masing: Chelsea dan AC Milan.

Terlalu banyak bintang-bintang lain yang harus bersedih karena tidak ikut bermain di Afrika Selatan mulai pekan depan, terlebih karena memang tim negaranya gagal lolos dari penyisihan. Sebutlah Andre Arshavin dari Rusia, Eduardo dan Luka Modric dari Kroasia, serta bintang-bintang dari Turki, Rumania, Bulgaria, Republik Ceko, dan lain-lain.

Piala Dunia adalah ajang sepakbola paling ditunggu setiap empat tahun terakhir. Maka, ajang ini seolah menjadi pembuktian para pemain terbaik dari negeri-negeri terpilih dunia sepakbola. Tapi, jangan lupa, masih banyak bintang-bintang bola dunia yang tidak berpartisipasi, baik karena tidak dipanggil pelatih timnasnya, lagi apes dirundung cedera, atau memang negaranya gagal lolos kualifikasi. Karena bagaimanapun, Cuma 32 negara saja toh yang bisa berpartisipasi di Piala Dunia.

Selamat bersiap menikmati pesta orang-orang terpilih ini.