Jumat, 27 Juni 2008

At Last, Final Ideal…

Terus terang, saya menghadapi sebuah perjudian besar saat pertama kali menulis prediksi bahwa Jerman akan bertemu Spanyol di puncak Piala Eropa di portal berita iddaily.co.cc ini sehari menjelang perhelatan akbar itu dimulai.

Namun, saya tidak gentar. Pun, ketika ada prediksi-prediksi lain beterbangan di sela-sela dua pekan pesta bola miniatur Piala Dunia ini: “Jerman lawan Portugal… Spanyol lawan Belanda, Italia lawan Spanyol, Portugal lawan Belanda…” dan lain-lain.

Bagi saya ada setidaknya ada beberapa alasan mendasar mengapa saya memilih Tim Panser berhadapan dengan Para Matador di semifinal. Pertama, jelas, ketika mengusulkan dua tim terbaik berlaga di partai perebutan juara, kita tidak bisa asal menyebut dua tim unggulan. Perhatikan juga plot atau skema kejuaraan itu.

Di Piala Eropa ini sudah jelas, tim-tim dari Grup A dan B bertemu dalam satu lot (kita sebut lot kiri), begitupula tim-tim dalam Grup C dan D di lot berikutnya (kita sebut lot kanan). Jadi, tidak akan mungkin Portugal (Grup A) akan bertemu dengan Jerman (Grup B) di final. Paling banter, mereka akan bertemu di semifinal. Sayangnya, karena ‘kenthir’-nya Jerman sehingga kalah melawan Kroasia di penyisihan Grup B, maka Cristiano Ronaldo sudah harus bertempur melawan Mikhael Ballack di perempatfinal. Kemenangan Ballack cs di perempatfinal itulah yang kemudian menjadi pembuka pintu ke final, setelah mereka sukses menewaskan Turki 3-2 dalam penentuan tim-tim terbaik dari lot kiri.

Begitupula Belanda, yang begitu dahsyat menerkam Italia dan Perancis di Grup C, tidak mungkin di final mereka bertemu dengan Spanyol, yang juga meraih angka sempurna di Grup D. Paling top, skenarionya mereka ketemu di semifinal lot kanan. Sayang, karena Marco van Basten kalah tua dari Guus Hiddink, Belanda menyerah 1-3 dari Rusia di perempatfinal. Maka, jadilah, partai ulangan penyisihan Grup D ketika Spanyol membantai Rusia 4-1 terjadi lagi di semifinal. Hasilnya? You know lah, Spanyol kembali menang dengan margin tiga gol dan melangkah ke final mewakili tim-tim lot kanan.

Sekarang, ketika akhirnya dua tim terbaik dari tiap lot itu bertemu pada Senin dini hari nanti, Jerman vs Spanyol, apakah saya akan keukeuh tetap memegang Spanyol sebagai juara?

Saudara, saya bukan Deddy Corbouzier, yang saat ini juga tengah menggelar pertunjukan serupa, menebak hasil akhir Piala Eropa, di Kemang sana. Saya semata-mata hanya mendukung Spanyol karena ada empat pemain Liverpool di sana. Persoalan ketika seorang kawan, Revolusi Riza dari Trans 7 meledek bahwa rasa Francesc Fabregasnya Arsenal lebih kuat daripada Liverpool di Spanyol, itu masalah lain. Faktanya, Fernando Torres memberikan peranan penting bagi tim Spanyol. Adapun tiga pemain lain memang spesialis cadangan, Xabi Alonso baru dua kali main, sementara kiper Jose Reina dan Alvaro Arbeloa baru sekali main dalam partai hiburan melawan Yunani. Sampai-sampai situs resmi Liverpool pun mengumumkan kegembiraan mereka dengan lolosnya para duta Anfield ini ke final Euro 2008, dengan memasang judul “Joy for Reds Quartet as Spain Triumph. Liverpool will have four representatives in the final of Euro 2008 after Spain produced a magnificent second-half display to overcome Russia in Vienna…”

Faktor lain, berilah sedikit kekuatan alternatif berkuasa. Tidak hanya di dunia politik, tapi juga di pentas sepakbola. Jerman adalah tim paling konsisten di dunia. Layaknya MU di Inggris atau PSM Makassar di Indonesia, yang nyaris selalu masuk tiga besar dalam kejuaraan yang mereka ikuti. Tapi, apakah Anda tidak bosan kalau yang berkuasa itu-itu saja?

Faktor ketiga, tentu soal teknis. LIhat saja, jumlah gol dan agresivitas permainan. Bagaimana tank Jerman masih membutuhkan menit ke-90 untuk mengakhiri perlawanan Turki yang timnya amat compang-camping karena kebanyakan pemain cedera. Sementara di semifinal lain esoknya, Spanyol tetap perkasa, menang 3-0, meski duo bomber David Villa dan Fernando Torres tidak bermain penuh karena alasan berbeda. Spanyol juga sukses meruntuhkan mitos selalu tampil buruk saat main dengan kostum away (kuning) karena kebetulan Rusia menang dalam perebutan siapa yang berhak memakai kaos merah.

Maka, mari begadang di tempat pilihan kita masing-masing pada Senin dini hari, dan, atas nama cinta pada perubahan, saya mendukung tim merah marun itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar