”Ancene Londo edan,” tulis Revolusi Riza, seorang rekan jurnalis televisi asal Surabaya yang kini menetap di ibukota, dalam pesan pendeknya menjelang subuh, jam 03:15, Sabtu akhir pekan lalu.
Pesan pendek itu dikirimnya menyambut pesta-pora Belanda menghancurkan runner-up tim ayam jago Perancis pantas membuat para pendukungnya bergembira-ria (belakangan ada istilah menarik untuk ini, yakni ’europhoria’). Betapa tidak, dalam Grup C yang dibilang sebagai grup neraka, terdapat tiga tim yang disebut unggulan yakni Belanda, Italia, dan Perancis, ditambah kuda hitam Rumania.
Nah, Belanda baru memainkan dua dari tiga pertandingan penyisihan grup, dua-duanya berakhir dengan kemenangan besar, 3-0 melawan Juara Piala Dunia 2006 Italia, dan 4-1 melawan runner-up Piala Dunia 2006 Perancis. Gol-gol Dirk Kuyt, Arjen Robben, Wesley Sneijder, dan Robie van Persie semakin memantapkan langkah tim oranye sebagai yang terbaik dari grup panas ini.
Belanda memang edan. Dua kemenangan beruntun yang ”tidak main-main” ini seperti melampiaskan kekesalan mereka setelah empat tahun lalu gagal berpartisipasi di Portugal. Saat itu, saya ingat betul, menghabiskan malam-malam Piala Eropa dari kantor AJI Surabaya nan sempit di Ketintang.
Menjadi saksi kandasnya Wayne Rooney dkk lewat adu penalti dari Portugal, yang kemudian melengkapi kisah getir Sven Goran Erriksson: tiga kali membawa Inggris keok dari pelatih yang sama: Luiz Felipe Scolari, kalah dari Brazil 1-2 di Piala Dunia Korea-Jepang 1-2, dan dua kali adu penalti lawan Portugal di Piala Eropa Portugal 2004 serta Piala Dunia Jerman 2006.
Ah, lupakanlah Inggris. Saya memang penggemar berat Inggris, karena itu masih ada sedikit rasa kecewa tidak menyaksikan tim tiga singa tampil di Austria dan Swiss. Tapi, itu toh bukan alasan bagi saya untuk tidak ikut terjebak hingar-bingar turnamen sepakbola yang statusnya selevel di bawah Piala Dunia ini.
Karena itulah, mungkin Anda masih ingat, kolom saya pekan lalu memaparkan ramalan saya tentang skema Juara Piala Eropa kali ini. Anda boleh berharap serius dari prediksi saya. Karena setidaknya, hingga tulisan ini saya buat pada Minggu siang 15 Juni, dua tim unggulan dari tiap grup yang saya prediksikan lolos memiliki peluang besar untuk tidak pulang kampung lebih awal.
Bahkan, analisa saya bahwa dua tim tuan rumah dan tim juara bertahan Piala Eropa akan tersingkir di babak awal, nyata-nyata sudah terbukti 90 persen, tinggal menunggu nasib Austria besok malam. Sebenarnya, magis Piala Eropa ini akan semakin jelas, jika saja saya boleh menambah satu ramalan lagi: Juara Dunia 2006, tim negeri pizza Italia akan pulkam lebih dulu juga.
Senin dini hari nanti, salah satu dari Ceko atau Turki akan terpilih menyertai Portugal di Grup A. Sekali lagi, saya menegaskan, saya memilih Ceko.
Grup B, Kroasia sudah pasti lolos. Siapa pendampingnya? Jerman, Polandia, atau Austria? Atas nama kemeriahan sepakbola, saya mendambakan Jerman mengatasi Austria dan maju ke babak delapan besar.
Grup C, sesuai sms Revo tadi, Belanda sudah jadi kampiun di grup neraka. Saya konsisten memilih tim ayam jago Perancis menaklukkan Italia sebagai pendamping. Tidak usahlah sampai adu penalti, untuk membalaskan kegagalan eksekusi menyakitkan David Trezequet yang mengurungkan Perancis gagal menjadi juara dunia di Jerman.
Grup D, Spanyol sudah lolos. Kalau saja, Anda membaca tabloid Bola kemarin, prediksi saya tentang dua wakil tiap grup nyaris sama persis dengan prediksi Pimred Bola Ian Situmorang di halaman 3. Bedanya di Grup D ini. Bang Ian menjagokan Swedia mendampingi Spanyol, sedangkan saya tetap memilih Rusia –tim yang lolos dari grup kualifikasinya Inggris itu- sebagai pemenang dalam partai paling menentukan grup ini: Swedia versus Rusia, pada Kamis, 19 Juni di Innsbruck, Austria.
Kalau Anda percaya serius ramalan saya, silahkan. Tapi, kalau tidak, juga tidak masalah, karena saya jelas-jelas bukan Roy Suryo atau Dedy Corbuzier yang saling berbalas ramal itu. Saya tegaskan saja, saya akhirnya memilih Spanyol sebagai Juara Piala Eropa kali ini, tak lain karena ada empat pemain Liverpool di sana. Sebuah jumlah fantastis, dan bahkan dua tim kelas berat Spanyol, Real Madrid dan Barcelona, pun tak mampu menyumbang pemain timnas sebanyak itu.
Begitupun kalau saya sepakat dengan sms Revo tadi. Saya mendukung Belanda juga karena ada Dirk Kuyt di sana, seorang lagi perwakilan warga kota Liverpool setelah Ryan Babel tiba-tiba cedera sepekan menjelang kejuaraan. Saya gembira, hingga dua pertandingan awal, Kuyt dan Fernando Torres masing-masing sudah menyumbang satu gol dan sedikitnya satu assist langsung bagi Belanda dan Spanyol.
Teruslah bergulir Europass, hadirkan keedanan-keedanan itu, dan mari kita tunggu, benarkah Torres dan Kuyt akan bertemu di semifinal, untuk selanjutnya, salah seorang di antaranya akan mengangkat tinggi-tinggi Piala Henry Delaunay 2008!
Memang, sampai laga kedua babak penyisihan grup, Belanda dan Spanyol menyuguhkan drama sepak bola menaril. Aku terhibur melihat permainan mereka. Dari skor gol yang tercipta, sampai laga kedua Belanda dan Spanyol melesakkan masing-masing tujuh gol dan lima gol. Dua tim ini memang rasa Inggris, Bung Jojo pasti mendukungnya sampai akhir putaran final.
BalasHapusAku kecewa berat dengan permainan mantan juara Eropa 2000. Tak seganas nama besarnya. Ya sudah, yang tidak bersiap diri pasti akan tergilas.
Bravo Spanyol dan Belanda !!
Beberapa jam sebelum laga Belanda Vs Perancis, kawan akrab saya Mat (Fotografer Tempo Surabaya) mengajak taruhan. Dia pegang Perancis dan ngasih por setengah. Sayapun menerima tawaran itu dengan tangan terbuka. Sembari berjabat tangan, kita sepakati nilai taruhan Rp.500 ribu rupiah hehehe....
BalasHapus