Jojo Raharjo
Liverpool selalu tampil menggila jika berada dalam tekanan dan diremehkan banyak orang.
Saat undian perdelapanfinal Liga Champions Eropa mempertemukan Liverpool dengan Real Madrid, banyak orang mencibir kekuatan “Si Merah”. Bahkan, tiga hari menjelang laga pertama di Madrid, pelatih Madrid, Juande Ramos, yang baru saja membawa timnya menang 6-1 di La Liga sesumbar akan melibas Liverpool 5-1.
Hasil akhirnya? Semua sudah tahu. Liverpool lolos ke babak perempatfinal, menang agregate 5-0 (0-1 di Madrid, dan 4-0 di Anfield). Gendheng tenan…
Pun demikian saat menjelang bertandang ke Old Trafford, Sabtu, 14 Maret. Hari yang ditunggu-tunggu Fernando Torres untuk membuktikan adu tajamnya dengan Christiano Ronaldo. Sekaligus, ini ultimate day buat Liverpool , menang atau peluang merebut gelar juara kian jauh.
Sabtu pagi, saya mencermati dua kepala berita halaman olahraga dua koran nasional. Harian Kompas menyatakan, meski baru saja menang besar lawan Madrid lewat penampilan impresif –dan sebaliknya MU menang lewat penampilan biasa-biasa saja melawan Inter Milan- namun dalam pertemuan keduanya, MU tetap lebih diunggulkan dibandingkan tamunya Liverpool.
Mungkin itu karena MU main di kandang. Mungkin juga karena mendasarkan atas trend Liverpool yang selalu seri atau kalah setelah menang dalam laga besar baik di Liga Premier atau Liga Champions. Seolah para pengamat itu lupa, Liverpool mencatatkan sejarah menang 2-1 dalam pertemuan pertama Liga Premier 2008/2009 di Anfield. Kemenangan pertama mereka selama empat tahun. Pun Liverpool juga sudah sukses mencatat double winning atas Chelsea .
Tampil tanpa diunggulkan, main dalam tekanan media (termasuk tekanan media Indonesia , sebuah negara yang berjarak ribuan kilometer dari ranah Inggris) tidak membuat para pemain Liverpool kecut hati. Punggawa Sungai Mersey ini menang telak 4-1 di kandang lawan! Lewat gol Torres, Gerrard, Aurelio, dan Dosseno, pendukung setan merah menundukkan kepala.
Pesan moral dalam kisah ini: kalau Anda ingin sukses, buatlah diri Anda menjadi tertekan, dan jangan merasa jumawa sebelum semuanya berakhir.
You’ll Never Walk Alone…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar