Jojo Raharjo
Sangat dramatis, karena hingga tiga menit tersisa di waktu normal arek-arek Green Force tertinggal 0-1 akibat eksekusi penalti Leonardo Martin Zada di menit ke-31 setelah Bobby Satria hands ball. Di saat wasit Yandri dari Jakarta hanya menyisakan tak lebih dari lima menit pertandingan, perjuangan tak kenal lelah Persebaya membuahkan hasil. Juga lewat penalti, Jairon Feliciano menyamakan angka setelah bek PSMS Fadli Hariri didakwa hands ball.
Setelah dalam 2 x 15 menit perpanjangan waktu skor 1-1 tak berubah, tos-tosan menjadi adu penalti. Kedua penendang pertama, Zada dari PSMS dan Roger Batoum dari Persebaya gagal. Giliran berikutnya, empat penendang sisa masuk semua, sehingga dalam adu penalti kedudukan imbang 4-4.
Penendang tambahan Bobby Satria dan Aun Carbiny berhasil menunaikan tugas untuk Persebaya dan PSMS sebagai algojo keenam sehingga skor menjadi 5-5. Namun, sejurus kemudian, petaka menimpa Octovianus Maniani. Putera Papua berseragam PSMS Medan yang kerap dianggap sebagai pemain masa depan Indonesia ini justru membuat detak jantung pendukung PSMS seperti terhenti saat eksekusinya dimentahkan kiper Persebaya Endra Prasetyo. Di sisi lain, eksekutor ketujuh Green Force, Anderson da Silva menghujamkan bola ke gawang Galih Sudayono dan menyudahi pertarungan melelahkan hingga jam sepuluh malam itu. Persebaya menang, Persebaya kembali ke Liga Super.
Tak sia-sia Ketua Umum Persebaya Saleh Mukadar memboyong Aji Santoso untuk menukangi Bajul Ijo dalam satu pertandingan ini, di sela-sela tugas Aji usai menangani Persik Kediri dan jelang membesut Persisam Samarinda di musim depan.
Tak sia-sia pula Saleh mengajak Mohamad Barmen, sesepuh Persebaya asal Kampung Arab yang terkenal jago memotivasi pemain itu. Barmen turut ke Bandung dan menjadi pembakar bajul-bajul muda yang berjuang kembali ke habitat aslinya di kasta tertinggi sepakbola Indonesia .
Tak sia-sia satu nyawa supporter Persebaya melayang di kawasan Caruban, Madiun, dalam perjalanan menumpang KA Pasundan menuju Bandung . Rakhmad A Filmi, bonek asal Wonosari, Surabaya dikabarkan meninggal setelah terlindas KA saat bertolak ke Bandung . Filmi yang masih berusia 17 tahun itu meninggal di perlintasan KA desa Kali Gunting, Saradan, Madiun.
Tak sia-sia doa Indah Kurnia, manajer Persebaya yang tak hadir di Bandung karena ibunya meninggal dunia dan posisinya langsung digantikan Ketua Umum Saleh Mukadar.
Usai keberhasilan Persebaya memastika kembali ke Liga Super, Kukuh Setyo Wibowo, wartawan olahraga Tempo di Surabaya berkirim pesan pendek, “Ya minimal bisa meramaikan persaingan musim depan…”
Ah, ya iya, masak cuma sekedar meramaikan persaingan? Tak ingatkah saat 2005 Persebaya di bawah asuhan Jacksen Tiago langsung juara setelah musim berikutnya naik pangkat dari Divisi I?
Selamat Persebaya, selamat kembali ke rumah asalmu. Selamat sepakbola Indonesia , kompetisi kembali greng dengan bangkitnya bonekmana ke pentas tertinggi, Liga Super 2009/2010 yang rencananya diputar lagi Oktober nanti…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar